Koran Jurnal, Jakarta – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi mengajak berdiskusi dan bertukar informasi lapangan dengan beberapa instansi dan praktisi, untuk bersinergi serta mendorong akselerasi ekspor komoditas pangan, sesuai arahan Presiden Jokowi dan Mentan Andi Amran Sulaiman.
Diskusi itu dihadiri seluruh pejabat lingkup tanaman pangan juga unit kerja yang berkaitan dengan ekspor dilingkup Kementan. Turut hadir Ketua Kadin Bidang Pangan, Sekjend Dewan Jagung Nasional, Eksportir dan Direktur Amerika II dari Kementerian Luar Negeri.
“Diskusi hari ini sangat penting agar kita dapat memetakan potensi dan memfasilitasi eksportir serta membimbing petani untuk dapat memenuhi kualitas produksi yang diinginkan eksportir,” ujar Suwandi, di Kantor Ditjen Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (12/08/2019).
Ia mengatakan, periode Januari hingga Juni 2019, ekspor produk pangan terus meningkat.
“Sepanjang Januari-Juni 2019, Indonesia telah mengekspor 14.924 ton tanaman pangan segar dengan nilai perdagangan mencapai Rp170 miliar. Ekspor tersebut mencakup komoditas beras organik, beras ketan, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan talas.
“Targetnya akan meningkat lagi, ini kan belum selesai (2019) sampai panen berikutnya. Jadi, sampai Desember insyaallah dua kali lipatnya. Sekarang baru separuh,” tukasnya.
Diketahui, arahan Mentan Andi Amran Sulaiman tegas memerintahkan jajarannya untuk mendampingi eksportir dan menjemput apa saja yang dibutuhkan eksportir, mulai dari dukungan administrasi kepabeanan, sarana pendukung seperti ware house, hingga volume komoditas yang diinginkan. Hal tersebut ditegaskan Mentan saat melepas ekspor komoditas pertanian beberapa waktu lalu di kawasan Tanjung Priok, (06/08).
Darianto Harsono, Direktur Amerika II Kemenlu, mengatakan Indonesia sangat berpeluang menjadi pemain utama untuk memasok bahan pangan ke wilayah Amerika Selatan.
“Sejak kunjungan Presiden Argentina ke Indonesia, (upaya) membawa angin segar di wilayah kawasan amerika lainnya, khususnya untuk produk pangan organik yang sangat diminati warga amerika selatan,” tutur Harsono.
‘Kita punya perwakilan di 132 negara, kemenlu terus mendorong dan mengoptimalkan seluruh potensi untuk mendorong agar peningkatan ekspor komoditas pertanian terus meningkat dalam 3 tahun terakhir data menunjukkan peningkatan yang signifikan dan ini akan kita dorong terus, dengan menampilkan produk pertanian berlabel healty,” lugasnya.
Sementara Asosiasi Eksportir dan Kadin, yang memiliki cabang di 26 Propinsi dan 5 negara ini, sangat mengapresiasi kegiatan diskusi membangun Sinergitas dan Akselerasi Ekspor Produk Pangan.
“Kita bangga dan menyambut penuh harapan, langka ysng diambil dirjen tanaman pangan, saat ini, dengan kegiatan ini kita dapat memadukan semua kepentingan, mulai dari hulu hingga hilir produk pertanian kita, bahkan kita berharap ini harus menjadi agenda rutin serta mencakup semua sub sektor pertanian,” ucapnya.
“Kita melihat selama ini banyak kebijakan yang bersifat parsial dan sporadis, namun dalam 3 tahun terakhir perubahan yang terjadi pada sektor pertanian sangat membanggakan, membuat minat kita untuk berinvestasi meningkat, bukan hanya pada kegiatan ekspor, namun kita saat ini berinvestasi membangun ware house dan pergudangan, seperti di Jawa Timur, medan sumatera utara, batam kepri, fasilitas ini akan kita lanjutkan hingga ke indonesia timur,” pungkas Junaedi, dari Kadin Jawa Timur.(hum/red)