Pameran Hari Pangan Sedunia ke-39 Mendapat Respon Generasi Milenial Kendari

0

Koran Jurnal, Kendari – Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan berbagai ajang kegiatan yang berlangsung selama sepekan dari 1 hingga 5 Nopember 2019.

Kegiatan Pameran Produk Pertanian dari 34 Propinsi digelar dilapangan MTQ Kota Kendari dan menjadi pusat perhatian masyarakat.

Sejak di buka Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo pada Sabtu (2/11), pameran yang berdiri di lapangan seluas 4.550m² sudah dikunjungi 37.677 orang.

“Kami mencatat pengunjung kami kemarin sekitar 37.677 orang, dari pagi hingga jam 10 malam. Ini angka yang cukup besar,” kata Manager Operasional EO Feraco, Siswono, saat ditemuin media di lokasi pameran Minggu (03/11/2019).

Sedangkan di hari kedua, (3/11) pagi ini, lanjut Siswono, pengunjung sudah tercatat berkisar 15 ribu orang. Jumlahnya agak menurun dari hari pertama karena beberapa pengunjung melaksanakan ibadah.

Melihat tingginya animo masyarakat, Siswono menargetkan pameran tersebut bisa malampaui transaksi pameran yang sama digelar di Kalimantan Selatan tahun lalu, yaitu Rp11 miliar.

“Kalau saya optimistis melihat animo masyarakat Kendari, rekor harian yang sudah luar biasa. Minimal di hari ketiga bisa melampaui transaksi di HPS tahun sebelumnya di Kalimantan Selatan,” tegas Siswono.

Di era digital dengan tren pameran virtual, Siswano masih optimistis pameran peragaan pangan masih sangat menjanjikan, baik untuk edukasi dan kegiatan bisnis.

“Masyarakat kita-kan tidak semua melek digital. Jadi masih ada potensi dan peluang besar dan yang perlu diingat, pameran seperti ini di daerah bisa jadi satu hiburan untuk masyarakat,” ujar Siswono.

“Kami pernah menyelenggarakan pameran sejenis pameran telematika. Cuma kalau conjungtion-nya dengan tangan atau pertanian, yang paling mungkin adalah alsintan,” tambahnya.

Salah satu pengunjung pameran dari mahasiswa kesehatan di Kota Kendari, Tira mengungkapkan sangat senang dengan pameran pertanian ini, untuk mempelajari potensi produk pertanian yang bisa diolah jadi produk herbal yang menghasilkan dolar.

“Aku kan di kesehatan, jadi pengen cobain sesuatu yang baru. Misalnya sagu diolah jadi mie atau kakao yang selama ini hanya diolah jadi coklat, nah, mungkin dengan inovasi bisa jadi berkembang,” ujar Tira.

Dengan pemaren pangan lokal kali ini, Tira berharap pertanian Kota Kendari dan Propinsi Sultra serta Wilayah Indonesia lainnya semakin baik. Terutama produk Sagu, semoga bisa lebih berkembang,di Indonesia, karena Sagu adalah tanaman yang dapat ditemukan diseluruh Kepulauan Nusantara,” pungkas Tira.(hum/red)