Koran Jurnal, Jakarta – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan LPG berjalan normal sepanjang masa Natal dan Tahun Baru 2020.
Komite BPH Migas Henry Achmad mengatakan secara garis besar sudah berjalan dengan baik, meski ada beberapa kendala yang terjadi saat pihaknya melakukan pengawasan tahun baru.
“Secara umum, pendistribusian, tidak ada kelangkaan [BBM]. Hanya saja, memang sedikit keterlambatan, tapi tidak mengganggu aktivitas. Demikian juga LPG, alhamdulilah juga LPG tidak ada masalah,” kata Achmad, dalam konferensi pers Evaluasi Posko Nasional Sektor ESDM Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020, di kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (08/01/2020).
Adapun hasil pelaksanaan Posko Nasional Nataru 2020 di bidang migas, yakni coverage days BBM rata-rata selama masa posko. Untuk bensin RON 88 selama 20 hari, RON 90 selama 18 hari, RON 92 selama 18 hari, dan RON 95 selama 35 hari.
Sementara itu, untuk solar CN 48 selama 15 hari, solar CN 51 selama 36 hari, dan solar CN 53 selama 15 hari. Khusus avtur, rata-rata ketahanan produk selama 17 hari dan minyak tanah selama 64 hari.
Di bidang gas, selama posko nasional, Henry juga mengaku tidak mengalami kendala. Untuk LPG, lanjutnya, rata-rata kenaikan penyaluran sebesar 22,09% atau sebanyak 4.801 metrik ton dibandingkan dengan daily objective throughput (DOT).
“Puncak realisasi LPG terjadi pada 24 Desember dari depot ke SPPBE dan 30 Desember dari SPPBE ke agen LPG,” tambahnya.
Untuk bahan bakar gas, rata-rata stok per hari sebanyak 169.500 meter kubik, dengan pemakaian perhari rerata 17% dari stok yang ada.
Selain menghadapi Natal dan tahun baru, banjir di Banten, Jawa Barat dan DKI Jakarta, juga memberi dampak terhadap pendistribusian BBM dan LPG.
“Dampak yang kami lihat, ada beberapa penyalur BBM, ada 18 SPBU terdampak banjir, tapi syukur sekarang hanya satu yang belum beroperasi,” katanya.
Selain BBM dan LPG, Achmad juga memaparkan kondisi kelistrikan nasional selama Nataru 2020. Beban puncak nasional wilayah pengusahaan PLN mengalami penurunan pada Natal sebesar 15,92% dan Tahun Baru 2020 sebesar 32,67%.
Untuk sistem Jawa-Bali, lanjut Achmad,
konsumsi energi listrik pada Natal 2019 sebesar 480 GWh atau meningkat 9,5% dibandingkan dengan Natal 2018 sebesar 438 GWh. Sementara itu, konsumsi energi listrik pada Tahun Baru 2020 sebesar 387 GWh atau meningkat 2,1% dibandingkan dengan Tahun Baru 2019.(bis/red)