Kepala Pushidros TNI AL Hadiri Apel Kesiapsiagaan Hadapi Musim Hujan di DKI Jakarta

0

Koran Jurnal, Jakarta – Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Agung Prasetiawan, M.A.P. menghadiri Apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di wilayah tingkat DKI Jakarta, yang dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Anies Baswedan di Lapangan Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (04/11/2020).

Kegiatan ini didasari bahwa di masa Pandemi saat ini, tantangan yang dihadapi semakin besar, ketika tingkat curah hujan yang tinggi dibulan Oktober hingga Desember masuk ke kawasan Indonesia terutama di DKI Jakarta. Maka pemerintah DKI Jakarta, perlu mewujudkan sinergitas / kolaborasi antara unsur TNI-POLRI, unsur pemerintah serta perangkat daerah untuk menggalang seluruh kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana banjir akibat musim hujan, dengan membentuk tim kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan di wilayah DKI Jakarta.

Personel yang terlibat dalam acara ini berjumlah sekitar 955 orang yang terdiri dari perangkat daerah yakni, BPBD DKI, PMI, SAR DKI, Polri, TNI, hingga Satpol PP DKI. Didukung pula Kendaraan berat, ambulan, kendaraan operasional, mobil dapur umum, perahu karet, dan rainbow. Hadir pula Wagub DKI Ahmad Riza Patria, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Wakabasarnas Mayjen TNI Bambang Suryo Aji, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pangkoarmada I Laksda TNI Abdul Rasyid K, S.E., M.M., Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi, M.Tr (Han), Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksda TNI Nazali Lempo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko, dan Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Sudjarwoko.

Gubernur DKI mengatakan bahwa dalam memasuki musim hujan diperlukan tingkat kewaspadaan lebih tinggi. Ada tiga kata kunci dalam penanganan musim hujan di Ibu Kota, yakni pertama siaga artinya mengingatkan seluruh potensi untuk bisa menghadapi semua kemungkinan yang terjadi. kedua tanggap, dengan memantau dengan dekat perkembangan cuaca, sehingga bisa merespon dengan cepat apapun kondisinya dan terakhir, galang yang artinya dalam menghadapi bencana harus memiliki kemampuan untuk menggalang seluruh kekuatan, kemampuan memanggul bersama beban yang dirasakan bersama.

Selain itu, Gubernur DKI juga menambahkan bahwa ke depannya yang perlu diwaspadai adalah bencana La Nina. Dikatakannya, Kota Jakarta memiliki kapasitas maksimal mampu menampung 100 milimeter kubik/jam sehari. Jika volume air yg masuk melebihi dari 100 milimeter kubik/jam maka akan terjadi banjir.

“Diharapkan tanggung jawab kita dalam hal ini memastikan seluruh masyarakat yang terkena bencana tersebut dipastikan selamat, jangan ada yang menjadi korban. Genangan banjir di Jakarta ini biasanya mengering dalam waktu kurang dari 6 jam,” kata Gubernur.

Tantangan di DKI Jakarta yang menjadi penyebab banjir ada 3 penjuru antara lain pertama Hujan Lokal secara terus menerus, kedua terjadi hujan lebat di daerah pegunungan atau dataran tinggi, maka kita akan terkena imbasnya atau tumpahan dan yang ke tiga adalah akibat permukaan air laut yang meninggi di kawasan dataran rendah yaitu banjir rob, mengingatkan perhatian kita kepada penanganan banjir bukan saja air dari pegunungan, dan hujan lokal tetapi juga dari kawasan pesisir pantai.

“Kita mendapat kehormatan untuk menjaga nama baik ibukota DKI Jakarta ini. Dalam masa pandemi diharapkan perhatikan seluruh protokol kesehatan dalam semua kegiatan kita. Sebagai manusia kita tetap berikhtiar kepada Tuhan Yang Maha Esa, InshaAllah Jakarta terbebas dari bencana banjir,” pungkasnya.(disp/red)