Koran Jurnal, Bali – Komitmen untuk terus menjaga dan memperhatikan lingkungan hidup di Bali terus disuarakan. Sejumlah organisasi seperti Walhi Bali, ForBali, Frontier Bali dan KEKAL, menyatakan kondisi kelestarian alam di Bali terancam dengan sejumlah proyek pembangunan.
“Kami bagian dari pemerhati lingkungan hidup merasa khawatir dengan kelangsungan dan keutuhan lingkungan hidup di Bali karena adanya program-program pengembangan pembangunan yang memangkas terhadap wilayah lingkungan hidup yang seharusnya dilindungi di wilayah Bali,” kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali I Made Krisna Dinata di kantornya, Minggu (6/11/2022).
Meski begitu, pria yang akrab disapa Bokis ini tetap akan menjaga kondusifitas dalam keseharian khususnya saat menyampaikan pendapatnya.
“Dalam perjuangannya kami akan tetap menyuarakan aspirasi kami atas ketahanan lingkungan hidup dengan tetap memperhatikan situasi yang kondusif,” jelasnya.
Terlebih, dalam waktu dekat ada pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 pada 15-16 November 2022.
“Walhi Provinsi Bali akan ikut menjaga situasi yang kondusif saat pelaksanaan G20 di Nusa Dua Bali,” ucapnya.
Lebih dari itu, pihaknya memastikan bersama seluruh organisasi lainnya tidak akan menggelar aksi apapun saat berlangsungnya forum internasional ini.
“Kami tidak akan membuat repot atau membuat aksi, kami siap bersinergi dengan Kepolisian untuk sukseskan G20,” tandas Bokis.
Di sisi lain, tutur dia, pihaknya juga tak melupakan jiwa sosial untuk saling membantu sesama.
Hal ini diwujudkan ketika Walhi Bali dan organisasi pemerhati lingkungan lainnya memasang spanduk penggalangan bantuan untuk korban bencana alam banjir dan longsor di Bali.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas partisipasi masyarakat yang telah menitipkan sumbangannya untuk disalurkan kepada korban bencana alam banjir dan longsor di Bali, karena itu merupakan kewajiban bagi kita semua untuk membantunya,” paparnya.(**)