Koran Jurnal, Jakarta – Aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir kembali menjadi sorotan publik. Beberapa unjuk rasa yang awalnya digelar untuk menyampaikan aspirasi, tak jarang berujung pada tindakan anarkis yang merusak fasilitas umum dan mengganggu ketertiban. Kondisi ini memantik perhatian Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (Dema PTAI), Yayan Efendi, yang secara tegas menyatakan penolakannya terhadap aksi-aksi destruktif tersebut.
Menegaskan Sikap: Perjuangan Tidak Harus Merusak
Dalam pernyataannya, Yayan Efendi menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agent of change, yakni agen perubahan yang mampu membawa gagasan progresif demi kepentingan rakyat. Namun, ia menilai tindakan anarkis justru bertentangan dengan semangat tersebut.
“Aksi-aksi yang merusak fasilitas publik bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menyimpang dari nilai luhur kerakyatan yang seharusnya dijunjung tinggi,” ujar Yayan, Senin (3/11/2025).
“Mahasiswa mempunyai tanggung jawab moral untuk memperjuangkan aspirasi rakyat secara damai, beradab, dan bermartabat.”
Yayan menambahkan, tindakan anarkis hanya akan membebani gerakan mahasiswa dengan stigma negatif. Alih-alih pesan tersampaikan, isu pokok yang ingin diperjuangkan rentan tenggelam karena perhatian publik lebih tersita pada kerusakan dan kericuhan.
Mendukung Program Pro-Rakyat, Tetap Kritis pada Kebijakan
Di sisi lain, Yayan menegaskan bahwa Dema PTAI tetap mendukung program pemerintah yang berpihak pada kesejahteraan publik. Namun, dukungan tersebut bukan berarti menghilangkan fungsi kritis mahasiswa.
“Kami mendukung kebijakan yang memberi manfaat bagi rakyat, namun kami tetap menjadi pengontrol sosial. Ketika ada kebijakan yang tidak adil, mahasiswa wajib menyuarakan koreksi,” jelasnya.
Sikap ini, menurut Yayan, merupakan cerminan dari peran ideal mahasiswa: mampu berdiri di tengah, objektif, dan berpihak pada kepentingan publik, bukan pada kepentingan kelompok atau golongan tertentu.
Aksi Damai Lebih Efektif dan Berpengaruh
Yayan mengajak mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mengedepankan tindakan yang terorganisir dengan baik saat menyampaikan aspirasi.
“Demonstrasi yang damai jauh lebih efektif. Suara kita akan lebih didengar tanpa harus merusak,” tegasnya.
Ia juga mengimbau agar demonstran menjaga fasilitas umum, mengingat infrastruktur publik merupakan hasil pembangunan bersama dan untuk kepentingan semua lapisan masyarakat.
Harapan untuk Gerakan Mahasiswa ke Depan
Melalui seruan ini, Yayan berharap gerakan mahasiswa ke depan dapat kembali menjadi simbol perubahan positif. Ia menekankan bahwa perjuangan mahasiswa bukan sekadar turun ke jalan, tetapi bagaimana menyampaikan gagasan kritis yang konstruktif, berdampak, dan mampu menghadirkan solusi.
“Gerakan mahasiswa harus menjadi harapan, bukan ketakutan. Harus menjadi energi perubahan, bukan penyebab kerusakan,” pungkasnya.
Kesimpulan
Pernyataan Ketua Dema PTAI ini datang di tengah dinamika sosial-politik yang terus bergerak. Di tengah tantangan zaman yang menuntut keberanian bersuara, Yayan Efendi mengingatkan bahwa cara menyuarakan pendapat harus tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan kepentingan bersama.
Generasi muda – baik Gen X maupun Gen Z -yang tumbuh dalam era teknologi dan keterbukaan informasi, dituntut tidak hanya kritis, tetapi juga bijak dalam mengekspresikan sikap. Karena perubahan yang besar tidak lahir dari kemarahan, melainkan dari kesadaran, pengetahuan, dan tindakan yang terarah.(*)










