KSAU Resmikan Pesawat Sikumbang Karya Anak Bangsa Produksi Dirgantara Indonesia

0

Koranjurnal.co.id, Yogyakarta – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meresmikan pesawat serang antigerilya NU-200 Sikumbang hasil karya anak bangsa yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia di Museum Pusat Dirgantara Mandala Yogyakarta, Selasa (16/10/2017).



Pesawat yang diberikan oleh PT DI kepada TNI Angkatan Udara ini ditandai dengan penandatanganan serah terima pesawat antara KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia (Dirum SDM) PT Dirgantara Indonesia Sukatwikanto, dan disaksikan oleh Wakil KSAU Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan para pejabat pimpinan satuan Angkatan Udara serta tamu undangan.



Dengan diserahterimakan pesawat  tersebut, secara resmi menjadi salah satu pesawat koleksi Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspudirla) TNI AU, Yogyakarta.

Dalam sambutannya, KSAU menjelaskan, Sikumbang merupakan pesawat tempur pertama hasil karya anak bangsa yang dibuat oleh Laksamana Muda Udara Anumerta Nurtanio Priggoadisurjo.

“Pesawat ini diberi kode NU-200 sesuai mesinnya yang menggunakan de Havilland Gipsy Six I berdaya 200 tenaga kuda. Penerbangan perdana Sikumbang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 1954 lalu,” jelas KSAU kepada wartawan. 

“Jadi sembilan tahun setelah Indonesia merdeka, Angkatan Udara sudah bisa membuat pesawat bikinan anak bangsa dan pesawat itu untuk COIN (Counter Insurgency), pesawat tempur serang darat. Kemudian pesawat itu diuji, dan bisa terbang,” ujar KSAU.  

Kasau menambahkan, Nurtanio mengembangkan lagi semacam Sikumbang dengan kode NU-225. Kali ini pesawat menggunakan mesin Continental O-470A berdaya 225 tenaga kuda. “Pesawat Sikumbang ini adalah kebanggaan kita pertama kali dibuat dengan tenaga asli Indonesia yang makannya singkong,” kata KSAU.‎

Lebih lanjut, KSAU mengutarakan, saat ini di tahun 2017, Indonesia sudah bisa membuat pesawat kedua produksi anak bangsa tanpa tenaga asing yaitu pesawat N-219.

“Insyaallah kalau ada dana kita bisa memenuhi kebutuhan wilayah-wilayah terpencil, sehingga N-219 tujuan kita untuk merajut nusantara. Jadi daerah-daerah yang tidak bisa dilewati pesawat besar, bisa dilewati 219 yang adalah adiknya dari NU-200,” imbuhnya.

Selain itu KSAU menuturkan, pemberian pesawat dari PT DI sengaja dialihkan ke Muspusdirla Yogyakarta. Sebab kunjungan wisatawan Muspusdirla pada akhir pekan terbilang tinggi.

“Muspusdirla ini kunjungan wisatawannya setiap minggu luar biasa sehingga generasi muda Indonesia bisa melihat secara langsung pesawat buatan anak bangsa yang benar-benar murni tanpa bantuan orang lain, yaitu Sikumbang,” ungkapnya.

Sementara Sukawikanto mengakui catatan sejarah berdirinya PT DI tidak bisa dilepaskan dari sejarah lahirnya TNI AU. Perjalanan pesawat-pesawat perintis industri dirgantara di dalamnya termasuk Sikumbang.

“Telah kami dokumentasikan semuanya dalam buku Perjalanan Angkasa Dalam Menguasai Teknologi Dirgantara,” ujarnya.

Diharapkan pesawat Sikumbang bisa menjadi wahana pembelajaran masyarakat untuk lebih mengenal sejarah industri dirgantara di Indonesia.

“Semoga sinergi TNI AU dan PT DI dapat terus ditingkatkan untuk mewujudkan pesawat-pesawat penumpang dan tempur untuk dihasilkan putra-putri Indonesia di tahun-tahun mendatang,” harap Sukawikanto.



‎Peresmian Sikumbang diakhiri dengan pemotongan Tumpeng dan pemberian cinderamata yang diserahkan Dirum SDM PT DI Sukawikanto kepada KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan sekaligus juga meluncurkan buku berjudul “Perjalanan Anak Bangsa Menguasai Teknologi Dirgantara”, untuk melengkapi dokumentasi Muspusdirla Yogyakarta.

Pewarta : Anton