Koranjurnal.co.id, Jakarta – Untuk mewujudkan kota DKI Jakarta bebas sampah dan memberikan lingkungan Ibukota yang nyaman bagi segenap warganya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mencanangkan proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota (Intermediate treatment facility/ITF) menjadi Energi (Waste to Energy/WtE).
Proyek pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota atau Intermediate Treatment Facility/ITF) terbesar dan pertama di Indonesia ini secara resmi mulai direalisasikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/05/2018) pagi.
“Pemerintah provinsi menilai, pembangunan ITF Sunter ini sangat mendesak dan tidak boleh ditunda-tunda lagi. Saat ini Jakarta menghasilkan sampah hingga 7.000 ton per hari, karenanya dibutuhkan metode pengolahan yang efektif, efisien, dan tentunya aman serta bermanfaat bagi masyarakat. ITF Sunter ini diharapkan menjadi pendorong bagi proyek-proyek ITF lainnya ke depan di Jakarta,” ujar Sandiaga Uno, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dalam sambutannya.
Turut hadir dalam acara pencanangan, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, HE Paivi Hiltunen -Toivio; Duta Besar Swedia untuk Indonesia, HE Johanna Brismar Skoog; serta Duta Besar Norwegia untuk
Indonesia, HE Vegard Kaale, dan Perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Penanggung jawab proyek, JakPro bersama mitra kerja, Fortum, bersegera memulai tahapan pembangunan setelah Presiden menerbitkan Perpres No.35/2018 pada pertengahan April yang lalu, yang kemudian diperkuat dengan Pergub No.33/2018 sebagai payung hukum yang pasti bagi pelaksanaan proyek.
Fasilitas pengolahan sampah yang akan dibangun oleh JakPro dan Fortum ini direncanakan akan mampu mengolah hingga 2.200 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik sebesar 35 MW, sebagai langkah solutif persoalan sampah di Jakarta yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Selama ini, sampah di Jakarta masih dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, dan hanya 7 persen dari total 7.000 ton sampah yang terkumpul tersebut dapat diolah.
Dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, dan lahan yang semakin terbatas, bukan tidak mungkin dalam empat hingga lima tahun ke depan sudah tidak ada lahan yang dapat menampung sampah di Jakarta. Dengan begitu penyediaan pengolahan sampah yang efektif sudah tidak dapat lagi sekedar dijadikan pilihan.
“Pengolahan sampah menjadi energi terbarukan merupakan sebuah konsep yang sudah dapat diterima dengan baik di seluruh negeri, dan juga menjadi alternatif solusi bagi persoalan sampah di berbagai
belahan dunia, dengan teknologi incineration system yang dilengkapi dengan flue gas treatment berstandar Eropa sebagai salah satu metode pilihan,” ungkap Satya Heragandhi, Direktur Utama JakPro.
Satya menjelaskan melalui proses seleksi yang ketat, JakPro telah memilih teknologi yang dimiliki oleh Fortum.
“Kami yakin kesadaran masyarakat yang makin meninggi akan pentingnya pengolahan sampah yang bermanfaat serta teknologi yang mumpuni akan mampu memberikan kita berbagai keuntungan yang baru dan inklusif,” tambah Satya.
Pembangunan ITF Sunter yang akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Amdal yang sedang dijalankan, diharapkan akan mampu membawa dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang baik bagi warga Sunter dan sekitarnya, serta warga Jakarta pada umumnya.
Pembangunan akan dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun, sehingga diharapkan pada 2021 mendatang masyarakat sudah
dapat menikmati hasilnya.
“Fortum memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai perusahaan energi bersih dan penyedia solusi masalah perkotaan di dunia. Kami berkomitmen untuk terus mendorong perubahan dalam menciptakan
dunia yang lebih bersih dimanapun kami beroperasi. Dalam operasional, kami selalu memastikan bahwa proyek kami dapat memberikan membawa manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dalam penyelenggaraan fasilitas Sampah menjadi Energi (WtE) selama bertahun-tahun di beberapa negara, Fortum memiliki berbagai keahlian dan pengetahuan terkait sampah dan akan
sangat senang dapat berbagi pengalaman kami di Eropa ke kota-kota besar dunia, seperti Jakarta. Kami juga tidak segan berbagi keahlian ini dengan para partners kami di Indonesia,” tutup Per Langer,
Executive Vice President, City Solutions, Fortum.(ton/pr)