Koran Jurnal, Jakarta – Jumlah kasus aktif di Indonesia per 1 Desember berada di angka 72.015 kasus atau 13,2%. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,5%. Sedangkan penambahan kasus positif sebanyak 5.092 kasus. Jumlah kasus sembuh sebanyak 454.879 atau 83,6%% dibandingkan rata-rata dunia 69,14%. Untuk jumlah pasien meninggal 17.081 kasus atau 3,1% dibandingkan rata-rata dunia 2,32%.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyayangkan, perkembangan penanganan kasus positif Covid-19 pekan ini, terjadi kenaikan kasus cukup besar, yaitu 19,8% dibandingkan pekan sebelumnya.
“Dari 30.555 di Minggu lalu, menjadi 36.600 pada minggu ini,” jelasnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (01/12/2020).
Meskipun pekan ini terjadi keseimbangan jumlah provinsi, yang mengalami kenaikan kasus sebanyak 17 provinsi, dan 17 provinsi mengalami penurunan kasus. Namun dalam 5 besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pekan ini berada di Jawa Tengah naik 3.680, dari 3.937 menjadi 7.617. Kedua, Banten naik 519, dari 645 menjadi 1.164. Ketiga, Jawa Timur naik 412, dari 2.392 menjadi 2.804. Keempat, Lampung naik 307, dari 344 menjadi 651. Dan kelima, Kepulauan Riau naik 298, dari 205 menjadi 503.
Dari kelima provinsi teratas itu, yang mendapat sorotan pekan ini, ialah Jawa Timur karena masih bertahan dalam lima besar dalam dua pekan terakhir. Jawa Tengah pekan ini kembali masuk 5 teratas, padahal pekan lalu sudah keluar dari lima besar. Lalu muncul satu provinsi masuk lima besar yaitu Kepulauan Riau yang sebelumnya belum pernah masuk jajaran provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi.
Satgas kata Wiku, telah berkoordinasi dengan provinsi-provinsi tersebut untuk mengoptimalkan upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan). Agar menekan laju penularan di lingkungan keluarga dan komunitas. Dan upaya yang ditingkatkan ialah isolasi mandiri secara terpusat seperti di hotel.
“Hal ini akan direalisasikan sesegera mungkin dalam rangka menjaga jangan sampai terjadi penularan di tingkat keluarga,” ujarnya.
Untuk Pemerintah daerah diminta melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait implementasi protokol kesehatan,” ungkapnya.
Selain itu dalam perkembangan kasus kematian tingkat nasional, angka kematian pasien Covid-19 mengalami kenaikan sebesar 35,6% atau dari 626 menjadi 835 kematian dalam satu minggu. Pada urutan lima besar, Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi yaitu naik 114, dari 82 menjadi 196. Kedua, Jawa Timur naik 94, dari 133 ke 227. Ketiga Kalimantan Timur naik 17, dari 2 menjadi 19. Keempat Banten naik 17, dari 7 ke 24. Dan kelima berada di Kepulauan Riau naik 12, dari 3 menjadi 15.
“Ini tentunya bukan prestasi baik, ini menunjukkan bahwa treatment kepada mereka yang positif Covid-19, di fasilitas kesehatan masih belum memadai,” imbuhnya. Para kepala daerah diminta evaluasi pelayanan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan. Pemda diminta segeda petakan masalah yang menghambat, jika ada kendala yang sukit segera komunikasi dengan pemerintah pusat atau satgas Covid-19 pusat.
Selanjutnya, angka kesembuhan tingkat nasional pekan ini meningkat dibandingkan pekan sebelumnya, sebesar 6,1% atau dari 24.627 menjadi 26.136 orang. Dalam hal ini, apresiasi ditujukan pada 5 provinsi dengan kenaikan kesembuhan tertinggi, karena telah berupaya maksimal untuk meningkatkan kesembuhan utamanya dalam upaya perawatan (treatment)
Diantaranya, Jawa Barat naik 1.832 atau dari 3.511 menjadi 5.343, Jawa Tengah naik 957 atau dari 2.093 menjadi 3.050, Kepulauan Riau naik 532 atau dari 107 menjadi 639, Jawa Timur naik 490 atau dari 1.683 menjadi 2.173 dan Banten naik 449 atau dari 8 menjadi 457. Secara persentase, kesembuhan terendah secara nasional berada di Papua (50,25%), Lampung (52,69%), Nusa Tenggara Timur (56,85%), Sulawesi Tengah (59,5%) dan Kalimantan Utara (65,93%).
“Kami himbau provinsi yang masih rendah angka kesembuhannya, bisa mengoptimalkan upaya pengendalian Covid-19, mulai dari memasifkan testing dan tracing supaya semamim banyak yang terjaring. Sehingga deteksi dini dapat dilakukan dengan baik. Pastikan juga upaya treatment berjalan dengan baik dan sesuai standar sehingga peluang kesembuhan meningkat,” pinta Wiku.
Disamping itu apresiasi diberikan pada provinsi-provinsi yang unggul pada dua indikator, yaitu persentase kesembuhan lebih dari 80% dan kasus aktif kurang dari 20% sebanyak 16 provinsi. Yaitu Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Riau, Bali, Sulawesi Barat, Papua Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Maluku Utara, Sumatera Utara, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
“Saya mengapresiasi kerja keras yang ditunjukkan 26 provinsi tersebut. Capaian ini tidak mudah, namun dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat dan berbagai pihak lainnya, maka hal ini dapat dicapai,” ujarnya.(KPC/red)