Adakan Pertemuan Bersama Gubernur Bali, NTT dan NTB, Menteri Suharso Bahas Masalah Pangan

0

Koran Jurnal, Bali – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan rapat bersama Gubernur Bali, NTT, dan NTB, Sabtu (19/06/2021). Hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain Isu Strategis Pembangunan Sektor Pertanian di Bali, NTT dan NTB.

Rekomendasi yang Menteri berikan untuk masalah pengembangan Bali Utara di bidang pangan dan pertanian, pertama, penyediaan infrastruktur wilayah, termasuk sarana dan prasarana irigasi pertanian, yang secara ekonomi akan mendukung pengembangan pertanian di Bali bagian utara.

Kedua, pengembangan potensi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan pasar, terutama komoditas pertanian organik, guna dipadukan dengan kebutuhan pariwisata.

Ketiga, pengembangan potensi pertanian yang selama ini telah diinisiasi, yaitu triple helix peternakan, melalui kerjasama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi setempat dan dukungan negara lain (Australia).

Keempat, penguatan upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian dalam jangka panjang. Kelima, pengembangan nilai tambah hasil pertanian, termasuk penerapan teknologi guna mendorong generasi muda pertanian.

Sementara itu, rekomendasi yang Menteri berikan untuk permasalahan Kawasan Sentra Produksi Pangan di Sumba Tengah NTT, pertama memastikan penyediaan air irigasi pertanian melalui optimalisasi pemanfaatan air permukaan (perbanyakan embung, longstorage) dan air tanah (sumur bor).

Kedua, memastikan penyediaan prasarana dan sarana produksi pertanian, alat mesin pertanian pra- dan pasca-panen (RMU, Gudang, Dryer), serta pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dengan pelibatan aktif masyarakat dan pelaku usaha lokal (misal penangkar benih lokal).

Ketiga, diperlukan pelatihan dan penyuluhan secara berkelanjutan baik kepada petani, penangkar benih serta perbanyakan demoplot dan perkuatan Balai Penyuluh Pertanian (BPP).

Keempat, membangun Korporasi Petani melalui fasilitasi dan pendampingan kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang sudah terbentuk.

Kelima kepastian kerjasama off taker, pemanfaatan teknologi informasi dan inisiasi untuk pembangunan pabrik pakan ternak yang dapat mengolah jagung hasil produksi petani.
Keenam, pembiayaan terintegrasi multi kementerian melalui Dekon/TP, DAK tematik Food Estate/Kawasan Sentra Produksi Pangan serta APBD, PHLN (seperti PRISMA) dan sumber pembiayaan lain.

Rekomendasi yang Menteri berikan untuk pengembangan NTB di bidang pangan dan pertanian, pertama penyediaan infrastruktur wilayah, termasuk infrastruktur pendukung konektivitas antar wilayah/pulau, yang secara ekonomi akan mendukung pengembangan pertanian di Nusa Tenggara Barat.

Kedua, pengembangan potensi pertanian termasuk optimalisasi budidaya di lahan kering yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ketiga, pengembangan nilai tambah hasil pertanian, termasuk penerapan teknologi guna mendorong generasi muda pertanian.

Keempat, membangun Korporasi Petani melalui fasilitasi dan pendampingan kelompok tani dan gabungan kelompok tani yang sudah terbentuk.

Kelima, pengembangan sistem peringatan dini kebencanaan serta infrastruktur penanganan bencana yang disesuaikan dengan tipologi bencana di NTB. Keenam, pembiayaan terintegrasi multi kementerian melalui Dekon/TP, DAK tematik Food Estate/Kawasan Sentra Produksi Pangan serta APBD dan sumber pembiayaan lain.(hum/red)