TNI AL Gelar Program Capacity Building EAHC, Diikuti Peserta dari Tujuh Negara

0

Koran Jurnal, Jakarta – TNI Angkatan Laut dalam dalam hal ini Pusat Hidro-Oseanorafi TNI AL (Pushidrosal) selama tiga hari, 6-8 September menggelar Program Capacity Building East Asia Hydrographic Commission (EAHC) di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Program tersebut dibuka oleh Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat selaku Indonesian Chief Hydrographer dan diikuti peserta dari tujuh negara anggota EAHC, yaitu Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Jepang, Vietnam.serta Indonesia selaku tuan rumah. Peserta dari Indonesia terdiri perwakilan dari Pushidrosal, Basarnas, BNPB, serta Dirjen Hubla Kemenhub.

Kegiatan bertema “Developing and Implementing a Regional Framework for Disaster Mitigation and Management” ini diselenggarakan secara hybrid, dengan tujuan untuk mengumpulkan gagasan dan menghasilkan rekomendasi dalam berkolaborasi antara negara anggota EAHC tentang penanggulangan krisis akibat bencana.

Hadir sebagai Pembicara dalam kegiatan ini adalah para pakar yang berkompeten di bidangnya, di antaranya Instruktur Prof. Dr. Poerbandono dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ms. Yuka dari Jepang (secara online), serta dari BNPB.

Danpushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat dakam sambutannya menyampaikan bahwa peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia dalam dekade masa lalu telah mengajarkan perlunya peningkatan kapasitas regional dalam penanganan krisis bencana dan pascanya.

“Dengan pertumbuhan kemitraan dan jaringan regional, khususnya antara negara-negara anggota EAHC, aset kolaborasi antar negara regional berupa. data, informasi, dan pengetahuan dapat bermanfaat dalam mendukung manajemen dan operasi krisis bencana dan pasca-nya” katanya.

Ditambahkannya, beberapa kantor hidrografi di beberapa negara baru-baru ini telah membangun dan meluncurkan portal Marine Spatial Data Infrastructure (MSDI) yang dapat diakses publik. Sistem MSDI yang terhubung dengan database hidrografi memungkinkan untuk menghasilkan platform fundamental untuk manajemen bencana, termasuk mitigasi dan pusat krisis.

“Saya harap program ini bermanfaat dan menjadi batu loncatan terhadap kemitraan regional dalam penanganan krisis bencana” pungkasnya.(disp)