Mentan SYL Minta Industri Serap Jagung dari Petani Lokal

0

Koran JurnalPasuruan – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para pelaku usaha dan industri pakan untuk melakukan penyerapan jagung dan produk lokal seperti dedak yang diproduksi petani seluruh Indonesia. Hal ini diungkapkan SYL saat meresmikan perusahaan pakan swasta yang berinvestasi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

“Saya berharap dengan adanya pabrik pakan disini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar, terutama penyerapan bahan baku pakan lokal seperti jagung, dedak dan sebagainya yang akan mendorong pengembangan ekonomi pedesaan,” ujar SYL, Rabu (2/11/2022).

Menurut SYL, berdasarkan hasil survei BPS mengenai struktur ongkos usaha peternakan, komponen pakan memiliki kontribusi 56,95 persen terhadap total biaya pada budidaya ayam ras pedaging di tingkat peternakan rakyat. Sedangkan untuk budidaya ayam ras petelur, kontribusi pakan mencapai 70,97 persen.

“Karena itu pabrik pakan dapat menyerap bahan baku pakan dari petani setempat, dan harga pakan untuk peternak lebih dapat terjangkau. Disisi lain saya berharap pabrik pakan memberikan pengaruh ke harga pangan asal ternak yang lebih kompetitif di tingkat konsumen. Yang pasti kita harapkan nantinya ada kerjasama yang saling menguntungkan, antara petani, dan peternak, serta masyarakat sekitar,” katanya.

SYL mengatakan, pertanian dan peternakan adalah sektor yang memberi solusi kongkrit bagi tumbuh kembangnya sebuah ekonomi. Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis dunia.

“Inilah saatnya Indonesia bangkit menjadi negara yang lebih kuat dan ini tergantung kita semua. Kita mau tidak berkeringat, kerja benar dan jangan sampai kita korupsi. Hari ini kementan melalukan support sepenuhnya karena pertanian itu untuk rakyat, bangsa dan negara,” katanya.

Sejauh ini, kata SYL, Indonesia dibawah pimpinan Presiden Jokowi mampu menguatkan ekonomi dari ancaman pandemi dan krisis lainya. Indonesia bahkan menjadi negara terkuat pada sistem ketahanan pangan setelah FAO dan IRRI memberi penghargaan swasembada beras selama tiga tahun berturut-turut.

“Dalam menghadapi global warming, dampak covid-19 dua tahun setengah, dimana ekonomi sedang tergoncang, pangan bersoal di seluruh negara, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat survive menghadapi tantangan itu. Bahkan FAO dan IRRI memberikan penghargaan kepada Bapak Presiden terhadap bagaimana pertanian Indonesia menjadi kekuatan bangsa sekarang ini,” jelasnya.(hum)