Koran Jurnal, Korsel – Penerbang uji kedua TNI AU, Letkol Pnb Ferrel “Venom” Rigonald, sukses melaksanakan misi penerbangan pengujian pesawat tempur masa depan produk bersama Korea Selatan – Indonesia KF-21/IF-X Boromae.
Keberhasilan Letkol Pnb Ferrel “Venom” Rigonald, sekaligus mengikuti jejak seniornya Kolonel Pnb Muhammad “Mammoth” Sugiyanto, yang di laksanakan di Sacheon AFB, Korea Selatan, Jum’at (2/5/2023).
Pada penerbangan yang berlangsung selama satu jam ( take off pada 14.15) hingga landing pada 15.15) waktu setempat, tersebut “Venom” bertindak selaku backseater dari penerbang uji Park Ji Won, dari Korea Aerospace Industries (KAI).
Pesawat yang diuji bernomor XFB1 atau yang dikenal sebagai pesawat Prototype No 4.
Penerbangan uji kali ini dimulai dengan normal procedures pre test flight dimana setelah take off langsung menanjak naik hingga ketinggian 40 ribu kaki. Tes sekaligus menguji kehandalan sepasang mesin kembar perkasa General Electric F414-GE-400K dengan daya dorong masing2 13.000 lbs (Mil Power) dan 22.000 lbs (Max Power/ Afterburner).
Selanjutnya keduanya menguji kemampuan dan performance pesawat pada kecepatan 0.95 Mach. Pada penerbangan pengujian kali ini, pesawat belum diuji untuk melewati kecepatan suara.
Pada penerbangan kali ini, Park dan “Venom” melaksanakan misi pengujian S&C/CNI (Stability and Control/ Comm, Nav & Identification). Dalam penerbangan dicoba berbagai manuver untuk menguji stabilitas pesawat, termasuk manuver push over melewati minus 2,4G, dimana jika penerbang tidak terlatih bisa mengalami permasalahan pada gaya gravitasi minus tersebut.
Letkol Pnb Ferrel “Venom” Rigonald, merupakan penerbang Alumnus AAU tahun 2002 dan lulusan Sekbang TNI AU tahun 2004, selanjutnya menjadi penerbang pesawat tempur F-5E Tiger Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Madiun. “Venom” sempat mengikuti Pendidikan Air Command & Staff College di USAF Air University Alabama, AS, sebelum menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14.
Pesawat KF-21/ IF-X “Boramae” adalah pesawat tempur generasi 4.5 dengan kemampuan mendekati pesawat siluman terdepan dunia saat ini. Hasil Kerjasama antara Korea selatan dan Indonesia ini diharapkan akan mampu meningkatkan tidak saja kemampuan Air power Indonesia, namun juga sebagai jembatan alih teknologi kedirgantaraan, baik bagi pabrik pesawat kita PTDI dan jajaran TNI AU, sebagai pengguna pesawat dalam tugasnya menegakkan kedaulatan dan hukum udara di seluruh wilayah udara tanggung jawabnya dalam membela kepentingan nasional kita.(disp)