Koranjurnal.co.id, Jakarta – Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompentensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui salah satu program prioritas dan program nasional yang dicanangkan dalam program Nawacita Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI terus melakukan upaya pembangunan karakter bangsa yang diharapkan masyarakat Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan dunia.
Dalam rangka mengejawantahkan program tersebut kepada seluruh komponen dan lapisan masyarakat Indonesia khususnya untuk peserta didik (siswa/i) yang juga sebagai generasi bangsa, Kemendikbud bersama Centre For Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar lokakarya dengan mengangkat tema “Penguatan karakter Generasi Milenial Untuk Indonesia Berkemajuan” yang berlangsung selama dua hari 17-18 November 2017, yang diselenggarakan di Hotel 101 Sedayu Darmawangsa, Jakarta.
Staf Khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Kemendikbud, R Alpha Amirrachman, Ph.D., dalam keterangannya mengatakan, program penguatan karakter adalah salah satu program pendidikan yang menjadi prioritas di Kemendikbud.
“Program ini sejalan dengan program pendidikan karakter yang ada di Kemendikbud, dan ini merupakan program yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) dari Presiden Nawacita kita, Joko Widodo (Jokowi),” kata Alpha kepada rekan wartawan di sela-sela acara tersebut.
Lokakarya yang dihadiri oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Prof. Dr. Din Syamsuddin (Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban), Prof. Didik J. Rachbini (Direktur Executif CDCC, Prof. Dr. Arief Rachman (Duta Unesco), Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH. MH (Rektor Muhammadiyah Jakarta), Dr. Arie Budhiman, M. Si (Staf Ahli Kemendikbud Bidang Pembangunan Karakter) dan mengundang ratusan peserta dari kalangan masyarakat diantaranya dari para tenaga pendidik (guru), dan juga para pengamat pendidikan.
Dari siaran pers yang diterima, disampaikan bahwa, hanya dengan karakter yang kuat dan kompentensi yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 2. Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter di samping pembentukan kompentensi.
Lebih lanjut, Alpha menjelaskan bahwa tujuan lokakarya dengan mengundang para narasumber profesional dan peserta dari para tenaga pendidik atau guru adalah agar diharapkan dapat tercipta serta menemukan terobosan dalam penguatan karakter bagi generasi sekarang yang dapat memajukan bangsa.
“Melalui kegiatan penguatan karakter ini, sangat perlu kita memberikan pemahaman-pemahaman pendidikan karakter bagi generasi milineal, agar guru-guru kita terbuka wawasannya dan juga dapat terdorong untuk menciptakan inovasi-inovasi atau terobosan-terobosan baru sehingga (program) peguatan pendidikan karakter ini dapat diinternalisasi, diterima dengan penuh dan dilaksanakan dengan penuh oleh siswa,” ujarnya.
Alpha juga mengharapkan, program pembinaan dalam pendidikan dan penguatan karakter hendaknya menjadi suatu pelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik (siswa/i).
“Jadi bukan sekedar pelajaran yang membosankan tetapi justru sebagai pelajaran yang pengayaan kepribadian yang menyenangkan. Itulah inti (program) penguatan karakter yang dicanangkan dan diterjemahkan oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Mendikbud kita,” jelas Alpha.
Alpha berharap, kedepan kegiatan program penguatan karakter dapat lebih banyak lagi melibatkan guru-guru dari seluruh penjuru tanah air.
“Kedepannya kita akan melibatkan lebih banyak lagi guru-guru agar pemahaman kita dan pemahaman guru terhadap penguatan karakter ini dengan mengundang para narasumber profesional, kita dapat menemukan terobosan-terobosan baru dalam melaksanakan pendidikan penguatan karakter ini,” tukasnya.
Sementara itu, seusai memberikan paparan dalam lokakarya tersebut, Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH. MH selaku Rektor Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mengatakan bahwa program pendidikan penguatan karakter bagi generasi sekarang sangat perlu, agar pola pembinaan/pendidikan siswa/i di sekolah dapat dijalankan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi serta perkembangan jaman.
“Penguatan kesadaran bagi kepala sekolah didalam rangka melaksanakan pendidikan karakter bangsa melalui program ini, apa-apa saja yang perlu dipahami,” ujarnya.
Syaiful menyebutkan ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam pendidikan penguatan karakter, pertama yaitu sistem pendidikan fenomistis, kedua, sistem ekonomi dan juga kesadaran konstitusi.
Menurut Syaiful, pertumbuhan ekonomi dapat merangsang lahirnya generasi dan mempengaruhi proses pendidikan yang ada. “Hal ini ada korelasi antara pendidikan dan ekonomi,” katanya.
Kemudian perihal kesadaran Konstitusi, Rekor UMJ menuturkan, perlu adanya ke hati-hatian dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. “Negara kita lengkap dengan negara hukum, maka potensi -potensi kejahatan dan apapun akan bisa terjadi. Sehingga dapat disadari oleh pendidik dan kemudian pendidik mendapatkan intisarinya, lalu mengimplementasikan kedalam sekolah sehingga tujuan-tujuannya bisa tercapai,” ujarnya.
Pewarta : Anton