Koran Jurnal, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy meresmikan peluncuran 10 seri buku berjudul ‘Karya Lengkap Bung Hatta’, di Gedung A Lantai 3, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Peresmian tersebut ditandai dengan menekan tombol warna merah secara bersama-sama oleh Muhadjir Effendy (Mendikbud), Emil Salim, Farida Hatta Swasono atau lebih dikenal Meutia Hatta (Putri Sulung Bung Hatta), Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dan Founder BINEKSOS Ismid Hadad.
Diketahui bahwa 10 seri buku tersebut adalah merupakan rangkuman dari 800 lebih karya tulis Mohammad Hatta selama masa hidupnya, yang diterbitkan oleh LP3ES.
Menurut Muhadjir Effendy, 10 seri buku ‘Karya Lengkap Bung Hatta’ itu sejatinya belum merangkum semua gagasan besar yang berasal dari pemikiran Bung Hatta, salah satu bapak Proklamator Kemerdekaan RI. Masih banyak, sambung dia, karya tulis intelektual berasal dari pemikiran Bung Hatta yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi masa depan.
“Saya sangat merekomendasi kalau nanti dilanjutkan dengan melakukan kompilasi karya-karya disertasi, tesis yang bersumber dari gagasan Bung Hatta. Saya kira akan menjadi sumber karya besar yang bisa kita jadikan suri tauladan untuk anak cucu kita,” kata Muhadjir Effendy dalam sambutannya.
Saat ini, ungkap Muhadjir Effendy, sebagian besar orang hanya mengenal Bung Hatta sebagai ekonom, negarawan dan bapak Koperasi. Padahal, lanjut dia, Bung Hatta merupakan seseorang yang memiliki perspektif ilmu pengetahuan yang sangat luas, tidak sebatas pada ekonomi saja.
Muhadjir Effendy mengungkapkan, dirinya pribadi memiliki pengalaman intelektual tersendiri dengan Bung Hatta, ketika dirinya menyusun disertasi soal militer, ternyata letak dasar gagasan utama mengenai profesionalitas militer merupakan buah pemikiran Bung Hatta.
“Saya punya pengalaman intelektual sendiri dengan Bung Hatta, yaitu dalam disertasi saya, kebetulan saya tulis tentang militer ternyata letak dasar profesionalitas militer Indonesia yaitu dengan kebijakan rasionalisasi militer tahun 1949. Itu lah yang sebetulnya mendasari perkembangan TNI yang pada akhirnya harus membantu menjadi TNI profesional. Ini yang mungkin tidak banyak yang mengetahui,” ungkapnya.
Sementara itu, Meutia Hatta berharap peluncuran 10 seri buku ‘Karya Lengkap Bung Hatta’ dapat memberikan gambaran bagaimana Bung Hatta telah mendesain dan meletakkan doktrin kebangsaan dan kerakyatan.
Ia menuturkan bahwa dirinya selalu mengingat tugas berat yang dilimpahkan ayahnya mengenai doktrin kerakyatan untuk kaum intelegensia Indonesia.
“Bung Hatta mengatakan sebagai berikut, bagi kita rakyat itu yang utama, rakyat yang mempunyai kedaulatan dan kekuasaan karena rakyat itu jantung hati bangsa dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat kita,” lugasnya.(ton)