Konferensi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Bahas Strategi Kedaulatan Pangan dan Lumbung Pangan Dunia

0

Koran Jurnal, Jakarta – Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan kegiatan konferensi mahasiswa mulai tanggal 3 hingga 6 Desember 2018 dengan tema “Konsolidasi Mahasiswa dalam Pelaksanaan Demi Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia”, bertempat di Auditorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kegiatan ini menjadi ajang konsolidasi mahasiswa sebagai Agent of Change dan generasi millenial yang seharusnya mimpi mengambil peran dalam pembangunan daerah atau pembangunan nasional.

Kegiatan konferensi mahasiswa ini dihadiri oleh sekitar 83 institusi dengan jumlah peserta sekitar 150 orang,

Topik pembahasan yang menjadi agenda dalam konferensi mahasiswa pada hari ke-2, Selasa 04 Desember 2018 ini adalah “Strategi Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Lumbung Pangan Dunia 2030 Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan”.

Dalam topik pembahasan itu, pihak panitia acara yang terdiri para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah tersebut, menghadirkan beberapa pemateri diantaranya, Direktur Pengadaan Bulog, Mayjend (Purn) Dr. Bachtiar S.IP M.Ap, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng, dan Ketua Komite Pedagang Pasar Abdul Rosyid.

Menurut Mayjend (purn) Dr.Bachtiar S.IP M.AP, untuk menuju dan mencapai kedaulatan pangan dan menjadi lumbung pangan dunia maka harus mengembangkan dan membangun SDM yang memadai intensifikasi, revitalisasi dan penataan kembali on form dan of form. Kemudian perlu juga mendorong Bulog untuk diberikan kewenangan yang lebih luas di bidang pangan.

Kemudian, menurut Tanri Abeng harus ada perubahan sistem politik ekonomi yang baru dan inklusif. Pemerintah juga perlu mengembangkan dan membantu pembentukan Badan Usaha Milik Rakyat. Sehingga usaha-usaha mikro pun bisa berpartisipasi dalam mewujudkannya.

Sedangkan menurut Ketua Komite Pedagang Pasar, Abdul Rosyid mengatakan, perlu adanya perhatian kepada petani dan para pedagang karena yang menjadi persoalan sampai saat ini adalah distribusi atau mata rantai yang masih panjang dari petani kepada konsumen. Sehingga harga ditingkat petani rendah sedangkan ditingkat konsumen tinggi, hal ini terjadi karena masih banyak cukong yang harus diberantas dan dipotong distribusinya.

Terakhir, menurut Ahmad Nabil Bintang Ketua Umum Dema – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar pangan di Indonesia lebih makmur untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, maka sangat penting mengingat SDGs sebagai program yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Tapi perlu diingat rencana ini perlu diimplementasikan dengan baik. Sehingga SDGs bisa di laksanakan dengan optimal.(ton)