Relawan Jokowi Dukung Upaya Presiden Buka Lapangan Kerja di KIT Batang Jawa Tengah

0

Koran Jurnal, Jawa Tengah – Rakyat Militan Jokowi (Ramijo) menyambut baik dan mendukung program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kawasan industri di Batang, Jawa Tengah.

Untuk itu, Pengurus Pusat Relawan Ramijo dan Pengurus Daerah Ramijo Kab.Batang, Usman menyatakan kesiapan untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder dalam menyukseskan program pemerintah pusat guna mendorong sektor perekonomian di daerah tersebut. Salah satu yakni membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat setempat.

“Kami segenap relawan Ramijo (Rakyat Militan Jokowi) baik yang berada di Pusat, terutama yang berada dijajaran pengurus dan anggota di Kab.Batang kiranya manajemen KIT (Kawasan Industri Terpadu) Kab.Batang bisa bersinergi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat setempat,” imbuh Pengurus Pusat Relawan Ramijo dan Pengurus Daerah Ramijo Kab.Batang, Usman, di Batang Jawa Tengah, Selasa (30/06/2020).

KIT Batang memiliki lahan seluas 4.300 hektare. Pembangunan Fase 1 seluas 450 hektare akan segera dibangun. Dalam Fase 1 ini akan dibangun industri manufaktur dan logistik, industri inovasi dan ekonomi kreatif, industri ringan serta menengah.

“Kawasan ini memiliki potensi investasi yang tinggi karena keunggulan geo-ekonomi dan geo-strategi yang berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang berdaya saing nasional dan internasional,” ungkap Usman.

Terlebih, lanjut Usman, KIT Batang berada di lokasi strategis yang dekat dengan Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki dukungan dan akses berupa bandara internasional dan pelabuhan kelas dunia.

“KIT Batang diharapkan akan bersinergi dengan KIT Kendal sehingga akan menjadikan daerah Kedungsepur (Kendal-Demak-Ungaran-Salatiga-Semarang-Purwodadi) menjadi sebuah kawasan industri yang terintegrasi. Oleh karena itu, segala usaha percepatan pembangunan kawasan industri yang terintegrasi terus dilakukan pemerintah termasuk salah satunya KIT Batang,” ujar Usman.

Seperti dilansir detakindonesia, Presiden Joko Widodo meninjau Kawasan Industri Terpadu Batang Wihaji dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Tengah pada Selasa, 30 Juni 2020. Kawasan yang terletak di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang tersebut dikembangkan selain untuk menjadi salah satu tumpuan pengembangan industri di Indonesia, juga memberi kesempatan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat setempat.

“Kenapa kita buka kawasan industri di Batang ini? Satu saja jawabannya. Kita ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya. Cipta lapangan kerja, itu yang kita tuju,” ujar Presiden dalam sambutannya, Selasa (30/06).

Pengembangan kawasan di wilayah tersebut salah satunya juga dimaksudkan untuk menyiapkan lokasi bagi perusahaan-perusahaan multinasional yang belakangan banyak melakukan relokasi dari Tiongkok ke sejumlah negara lainnya.

Setidaknya, kurang lebih 4.000 hektare lahan disiapkan pemerintah untuk pengembangan kawasan industri terpadu ini. Pada fase pertama, 450 hektare dari jumlah tersebut disiapkan untuk membangun tiga zona, yakni manufaktur dan logistik, inovasi dan ekonomi kreatif, serta industri ringan dan menengah.

“Kita akan siapkan kurang lebih 4.000 hektare di sini dan untuk tahapan pertama akan disiapkan kurang lebih 450 hektare terlebih dahulu,” kata Presiden.

Sebagai salah satu nilai tambah dan daya saing, pemerintah mengonsepkan kawasan industri ini untuk memudahkan investor masuk ke Indonesia. Nantinya, urusan perizinan akan dipegang langsung oleh pemerintah dan para investor hanya perlu menyewa tanah dalam jangka panjang di kawasan khusus industri yang telah disiapkan tersebut.

“Sudah saya perintahkan kepada menteri dan Kepala BKPM untuk industri-industri yang akan relokasi dari Tiongkok ke Indonesia baik itu dari Jepang, Korea, Taiwan, Amerika, atau dari negara manapun berikan pelayanan yang sebaik-baiknya,” ucapnya.

Pada acara itu, Presiden didampingi Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan sejumlah perwakilan investor asing.(red)