Koran Jurnal, Jakarta – Gabungan lintas organisasi relawan yang berisi para aktifis melakukan diskusi terbuka bertema “Komposisi Kabinet Kerja Ideal Menuju Indonesia Unggul”, di Apollo Cafe Ibis Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (03/08/2019).
Penyelenggaraan diskusi tersebut kolaborasi antara Gerakan Relawan Untuk Demokrasi (Garuda) bersama Forum Relawan Demokrasi (Foreder) dan Aliansi Relawan Jokowi (ARJ).
Hadir sebagai pembicara, tokoh gerakan anti radikalisme dan intoleransi, Haidar Alwi, aktivis Prodem, Bursah Zarnubi, dan praktisi geologi dan tambang, Alimin Ginting, serta Direktur Central Budget Analysis, Ucok Skydafi, dan Yulianto Widirahardjo sebagai moderator.
Dalam kesempatan itu, Haidar Alwi mengatakan, kabinet saat ini adalah kabinet presidensial.
“Presiden berhak penuh memilih pendampingnya (menteri, red) berdasarkan kebutuhan yang diinginkan oleh orang nomor satu itu (presiden),” ujarnya.
Karena, kata Haidar, sebagai Presiden yang telah memimpin dalam periode sebelumnya, dirinya meyakini bahwa Jokowi memahami apa yang dibutuhkan.
“Sudah pernah memerintah 5 tahun, tentunya Pak Jokowi tahu persis siapa yang terbaik dan siapa yang baik, karena Pak Jokowi tidak punya beban,” jelas Haidar.
Sementara itu, aktivis Prodem, Bursah Zarnubi menilai, sebagai Presiden, Jokowi terlalu royal. Sehingga setiap elemen dianjurkan ikut berpartisipasi (usulkan calon menteri), namun tidak boleh memaksakan kehendak.
“Saya pikir memang ini fase setiap kelompok perlu ikut berpartisipasi memberikan masukan,” imbuhnya.
“Kita berharap kabinet jokowi ini kabinet yang responsif,” tambah Haidar.
Bursah mengharapkan, portofolio kabinet Jokowi nanti harus diisi orang yang memiliki komitmen.
“Kita bisa usulkan di kabinet kerja ini menjadi lebih baik karena Pak Jokowi tidak punya beban,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Jokowi mempersilahkan kepada para pendukungnya untuk menyodorkan nama-nama calon menteri yang sesuai dengan kemampuan.(red)