KSAL Lepas Keberangkatan Ekspedisi Jala Citra I 2021 ‘Aurora’ TNI AL ke Perairan Halmahera

0

Koran Jurnal, Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., didampingi Komandan Pusat Hidro-oseanografi TNI AL (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Dr. Agung Prasetiawan, M.A.P., para Panglima Kotama TNI AL wilayah Jakarta, pejabat utama Mabes TNI AL, serta pejabat Kementerian dan Lembaga, melepas keberangkatan Ekspedisi Jala Citra I 2021 “Aurora” TNI AL, bertempat di Dermaga Pondok Dayung, Komando Armada (Koarmada) I, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (03/08/2021).

Ekspedisi tersebut dengan menggunakan Kapal Perang RI (KRI) Spica-934 dan akan melakukan tugas penelitian ke perairan Halmahera Maluku.

KSAL mengatakan, Ekspedisi Jala Citra I ‘Aurora’ 2021 ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Hari Hidrografi Dunia. Ia juga menyebut kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang digelar Pushidrosal (Pusat Hidro-oseanografi TNI AL) dengan menggandeng para peneliti dari Kementerian, Lembaga dan Universitas bidang hidrografi, geodesi, geologi oseanografi, meteorologi, serta kelautan dan perikanan.

“Ekspedisi Jala Citra I ‘Aurora’ 2021 ini merupakan kolaborasi antar peneliti dan Pushidrosal, peneliti Kementerian/Lembaga terkait dan peneliti dari beberapa universitas nasional,” ujar KSAL.

Lanjut KSAL, para peneliti akan bekerja dan melaksanakan survei serta penelitian guna mengungkap lebih dalam misteri yang ada di laut Halmahera dan sekitarnya, sehingga dapat turut mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Para peneliti akan bekerja melakukan penelitian dengan menggunakan alat survey dan pemetaan yang ada di KRI Spica 934,” tuturnya.

“Dan akan melaksanakan survey dan ekspedisi Aurora 2021 di perairan Halmahera selama 2 bulan, mulai hari ini (03/08) sampai tanggal 03 Oktober 2021. Dengan waktu tersebut diharapkan mendapatkan hasil optimal,” jelas KSAL.

Dia menambahkan, ekspedisi ini merupakan yang pertama dilakukan bersama-sama oleh anak bangsa setelah sekian lama tidak dilakukan.

“Kita memiliki wahana kapal survei hidro-oseanografi sehingga putra-putri Indonesia, para peneliti Indonesia dapat mengungkap ataupun melihat sumber daya maritim kita yang selama ini belum terungkap dengan optimal,” ujar KSAL.

Untuk diketahui, Ekspedisi Jala Citra I 2021 “Aurora” TNI AL dilaksanakan dengan tiga etape. Etape pertama tanggal 13-23 Agustus 2021 dengan membawa 9 peneliti, Etape kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus – 7 September dengan membawa 9 peneliti, sementara etape ketiga dilaksanakan pada tanggal 12-22 September 2021 tanpa peneliti. Ekspedisi ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober ini dilaksanakan menggunakan KRI Spica-934 sebagai wahana penelitian yang merupakan kapal survei TNI AL di bawah komando dari Pushidrosal sebagai wahana penelitian utama. Ekspedisi ini bertujuan untuk meneliti sumber daya alam perairan Halmahera dan Papua, serta diharapkan dapat mengungkap lebih dalam misteri yang ada di laut Halmahera dan perairan Papua.

Melalui Ekspedisi ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kembali ekspedisi kelautan pada lingkup Nasional lainnya yang dilaksanakan untuk meneliti sumber daya kelautan oleh putra-putri Bangsa Indonesia, seperti Ekspedisi Siboga, Snellius I Serta Snellius II. Sehingga diharapkan, dapat menambah khasanah pengetahuan serta melengkapi inventarisasi potensi sumber daya kelautan serta karakteristik lingkungan laut perairan nasional.

Penelitian ini juga bertujuan untuk melaksanakan pengumpulan data, hidrografi di perairan Halmahera dan sekitarnya, untuk kepentingan pemetaan, keselamatan navigasi dan pelayaran terkait di lokasi yang merupakan pendekat ke pelabuhan-pelabuhan khusus di Halmahera, dimana wilayah perairan pada area tersebut juga memiliki kondisi geologi yang kompleks serta keanekaragaman hayati, sehingga ekspedisi ini juga akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia, dan ini diharapkan juga dapat meneliti fenomena aliran pergeseran arus dari Samudra Pasifik ke Laut Banda menuju Samudra Hindia, serta koneksitasnya dengan sistem cuaca dan kandungan mineral bawaan pada kolom air laut.(disp/red)