Polwan Bripda Nesti Diduga Tularkan Paham Radikalisme di Lingkungan Polri

0

Koran Jurnal, Jakarta – Densus 88 Antiteror Mabes Polri tengah menyelidiki terkait kemungkinan polwan Bripda Nesti yang diduga terpapar paham radikalisme dan dugaan menyebarkannya kepada anggota kepolisian lainnya.

“Masih didalami apakah sempat memaparkan ke anggota lain, apakah terafiliasi dengan jaringan teroris lain masih didalami,” kata Kepala Bagian Penerangan umum (Kabagpenum) Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra  di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (07/10/2019).

Menurutnya, Densus 88 masih mengidentifikasi kemungkinan Bripda Nesti terlibat kelompok teroris yang ada di tanah air. Namun, sejauh ini anggota polisi wanita itu mengenal dan belajar mandiri mengenai radikalisme dari media sosial.

“Dia terpapar paham radikal karena belajar secara mandiri di media sosial dan masih didalami apa dia terafiliasi dengan jaringan teroris di dalam negeri,” sebutnya.

Diketahui Bripda Nesti ditangkap untuk kedua kali dengan dugaan kasus serupa. Nesti diduga berpaham terhadap kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Pada Minggu (26/5) Nesti ditangkap oleh Polda Jawa Timur saat mendarat di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Rencananya ia menuju ke Surabaya menggunakan identitas palsu. Kemudian Nesti kembali ditangkap oleh Densus 88 Antiteror di Yogyakarta.

Berdasarkan hasil keterangan, lanjut Asep, Nesti awalnya menaruh rasa simpatik kepada ISIS. Ia kemudian mencoba untuk bergabung dalam jaringan teroris yang ada di dalam negeri.

“Yang bersangkutan diamankan oleh pihak kepolisian karena meninggalkan tugas atau disersi. Setelah itu dilakukan penindakan dalam hal ini penegakan hukum disiplin terhadap yang bersangkutan,” terang Asep.

Namun setelah dilakukan pembinaan, Nesti polisi masih menemukan indikasi keaktifan Nesti untuk memelajari paham radikal.

Menurut Asep, sikap radikal Nesti terlihat dari ucapan dan perbuatannya. “Sampai sejauh ini pemikirannya yang bersifat radikal dengan ucapan, perkataan selama ini diamati oleh pihak kepolisian. Kemudian tindak tanduknya kemudian secara ekstrem meninggalkan kewajban tugasnya. Itu bagian dari secara keseluruhan yang menunjukkan sikap sikap radikal,” tandasnya.(mi/red)