TNI AL Libatkan Peran Para Pakar, Lembaga Penelitian dan Akademisi dalam FGD Ekspedisi Jala Citra I – 2021 “Aurora”

0

Koran Jurnal, Jakarta – Sebagai rangkaian dari rencana gelar ekspedisi Jala Citra I “AURORA” TNI AL, yang direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober ini dengan menggunakan KRI Spica-934 yang merupakan unsur dari Pushidrosal sebagai wahana penelitian utama.

Penyelenggaraan Ekspedisi Aurora masih merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 100 tahun hari Hidrografi Dunia. Peringatan satu abad hidrografi dunia pada tahun ini, merupakan momentum emas yang menegaskan eksistensi dan perjalanan panjang serta transformasi peran hidrografi, yang saat ini tidak hanya turut menjamin keselamatan navigasi pelayaran akan tetapi juga memberikan kontribusi bagi kepentingan strategis lainnya.

Selanjutnya untuk lebih menajamkan serta melengkapi pandangan ilmiah terkait rencana kegiatan ekspedisi tersebut, Pushidrosal menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) secara daring, yang diikuti oleh para pakar kelautan, akademisi dan stake holder terkait, dengan tema ”Mengungkap Sumberdaya Kelautan di Wilayah Perairan Halmahera, dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia”, Rabu (14/07/2021).

Dalam sambutan pembukanya, Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Dr. Agung Prasetiawan, M.A.P. antara lain menyampaikan arahan Kepala Staf TNI AL bahwa Ekspedisi ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kembali ekspedisi kelautan yang dilaksanakan untuk dapat mengeksploitasi khasanah pengetahuan serta melengkapi inventarisasi potensi sumber daya kelautan serta karakteristik lingkungan laut perairan nasional sehingga dapat turut mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang diakui dunia.

Lebih lanjut Danpushidrosal menambahkan, bahwa Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” ini akan mengungkap lebih dalam misteri yang ada di laut Halmahera dan perairan Papua dalam rangka turut mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Dalam kegiatan ekspedisi ini, Pushidrosal juga mengundang partisipasi aktif dari para peneliti dari Kementerian, Lembaga terkait serta perguruan tinggi khususnya yang terkait dengan bidang hidrografi, geodesi, geologi, oseanografi, meteorologi, kelautan serta perikanan.

Pada penyelenggaraan FGD ini, menghadirkan para nara sumber dan para pakar di bidang kemaritiman, di antaranya, Dr. Ir. Syafrie Burhanuddin dari Kemenkomarvest, Ir. Mohamad Arief Syafi’I, M. Eng. Sc dari BIG, Ir. Mustafa Hanafi, M.Sc dari P3GL, serta Prof. Dr. Henry M. Manik, S.Pi., M.T. dari IPB, serta dipandu oleh Kolonel Laut (E) Dr. Yanuar Handwiono, M.Sc. sebagai moderator.

Pada salah satu kesempatan dalam FGD ini, Komandan Pushidrosal juga menginformasikan tentang pembangunan Web-Portal Pushidrosal yaitu Indonesia Hydrographic Data Centre (IHDC) yang merupakan platform Pusat Informasi Hidrografi Spasial dikembangkan Pushidrosal untuk lebih memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan fungsi pemetaan dan publikasi nautika untuk kepentingan navigasi dan pelayaran, serta layanan akses data hidrospasial wilayah Indonesia bagi masyarakat maritim yang akurat dan mutakhir untuk berbagai aplikasi untuk mendukung pembangunan nasional.

Adapun pada akhir dari kegiatan FGD ini, diperoleh kesimpulan di antaranya bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah 5,8 juta km2, memiliki wilayah perairan dengan mega biodiversitas yang belum tereksploitasi secara optimal, sehingga masih diperlukan adanya kajian yang mendalam tentang berbagai potensi dan fenomena kelautan yang terkandung didalamnya. Selanjutnya, penyelenggaraan penelitian seperti ekspedisi Aurora ini, diharapkan juga dapat meneliti fenomena aliran pergeseran arus dari Samudra Pasifik ke Laut Banda sampai ke Samudra Hindia, serta koneksitasnya dengan sistem cuaca dan kandungan mineral bawaan. Dan yang terakhir, juga disepakati bahwa pengetahuan tentang bentukan fitur batimetri serta karakteristik biokimia kelautan serta kondisi oseanografi fisik, juga memberikan manfaat tidak hanya untuk kepentingan ekplorasi dan ekploitasi sumberdaya mineral dan hayati saja, akan tetapi juga untuk kepentingan pertahanan di laut.(disp/red)